Rabu, 15 Mei 2013

Water for Elephants

Water for Elephants - Sara Gruen
Dengan tema yang tidak biasa, Water for Elephant mampu memikat saya. Baru kali ini saya membaca novel dengan tema sirkus, sudah lama saya penasaran dengan kehidupan dunia sirkus (cerita seputar dunia sirkus yang tidak dikisahkan sebagai cerita fantasi, tentunya). 

Halaman pembuka novel ini dimulai dengan Prolog. Pada bagian prolog ini bercerita awal mula kekacauan di Benzini Bersaudara, ketika binatang-binatang lepas kendali. Ada salah satu paragraf yang membuat saya penasaran pada novel ini:

"Dia mengangkat pancang itu tinggi-tinggi ke udara dan menayunkannya keras-keras ke bawah, memecahkan kepala sasarannya bagaikan sebuah semangka. Ubun-ubunnya terbelah, matanya membelalak lebar, mulutnya membeku membentuk huruf O. Ia jatuh berlutut lalu roboh ke depan ke atas jerami.

Selama tujuh puluh tahun, aku tidak pernah menceritakannya pada seorang pun!"


Bagian ini yang membuat saya benar-benar penasaran!

Water for Elephant berkisah tentang perjalanan hidup seorang pemuda bernama Jacob Jankowski. Jacob adalah mahasiswa kedokteran hewan yang tidak menyelesaikan ujian akhirnya kerena stress atas tragedi yang menimpa keluarganya. Tanpa ia rencanakan, saat ia melihat kereta melintas ia menumpang salah satu gerbongnya. Ia sama sekali tak peduli kemana tujuan kereta itu. Ternyata itu adalah salah satu gerbong kereta rombongan sirkus. 

Camel salah satu lelaki pekerja dalam gerbong itu keesokan harinya mengajukan Jacob kepada pemilik sirkus. Setelah mengetahui latar belakang pendidikan Jacob, ia diterima sebagai dokter hewan dalam sirkus tersebut. Meskipun ia belum mendapat gelar dokter hewan, pemilik sirkus tak peduli. Baginya Benzini Bersaudara kini memiliki dokter hewan pribadi, sirkusnya setara dengan Ringling Brother.

Pemilik Benzini Bersaudara adalah Paman Al, ia sosok yang arogan. Kariernya dimulai sebagai sekelompok performer kelas rendah yang pergi dari satu kota ke kota lainnya dengan menggunakan gerobak yang ditarik kuda. Bulan Agustus 1928, Benzini Bersaudara Pertunjukan Paling Spektakuler di Dunia rontok, ia bernasib mujur kebetulan berada dekat di daerah itu. Ia memperoleh gerbong-gerbong kereta dengan harga luar biasa murah, ia mempertahankan nama pertunjukan itu. Ketika krisis besar melanda, sirkus-sirkus besar mulai rontok satu-persatu, ia bertambah gemuk dari bangkai-bangkai mereka. Setelah ,eraup kesuksesan, ia adalah manusia yang tak berperasaan terhadap para pekerjanya.

Novel dewasa tanpa diselipi adegan percintaan tidak seru rasanya. Dalam novel ini Jacob yang saat itu masih berusia 23 tahun merasakan jatuh cinta kepada gadis atraksi kuda, Marlena. Namun sayangnya Marlena telah menikah dengan August Rosenbluth, lelaki penderita Paranoid Schizophrenic. Perasaan yang awalnya hanya dipendam Jacob, August yang punya penyakit stress terkadang kumat-kumatan mengira telah terjalin cinta antara Marlena dan Jacob. August marah tanpa alasan pada Marlena dan adu jotos dengan Jacob. Marlena meninggalkan August dan tendanya, ia memilih tinggal di hotel dengan diantar Jacob.

Dalam novel ini cerita yang paling saya suka tentu saja kisah Rosie, si gajah yang mereka anggap bodoh karena tidak mengerti perintah-perintah. Paman Al mendapatkan Rosie dari sisa-sisa pertunjukan sirkus yang bangkrut. Pertunjukan gajah rencananya akan ia gunakan sebagai ganti Silver Star, kuda kebanggaan Marlena yang 'terpaksa' Jacob eksekusi mati akibat infeksi kuku kaki yang mengaharuskan kuda tersebut pensiun selamanya. Saat mengetahui gajah yang ia banggakan bodoh dan hanya menghabiskan banyak makanan, paman Al murka. Namun suatu ketika Jacob lah yang menyadari kelebihan dari Rosie. 

Setelah membaca novel ini saya merasa betapa kejamnya dunia sirkus. Binatang-binatang yang terlihat pandai saat pertunjukan, ternyata mendapat cambuk hingga luka-luka ditubuh mereka apabila tak mematuhi perintah. Orang-orang aneh yang dikumpulkan untuk menjadi tontonan umum. Pekerja yang digaji rendah dan mendapat potongan-potongan gaji bila ada kesalahan fatal meskipun itu bukan kesalahan mereka. Yang menurut saya paling kejam adalah membuang orang-orang (pekerja atau performer) yang dianggap tidak berguna, dilempar keluar begitu saja dari gerbong saat kereta melaju, tak peduli di hutan atau dari atas jembatan.

Saat mengikuti Benzini Bersaudara, Jacob tidur satu gerbong dengan Kinko, salah satu badut cebol. Dan dengan menyembunyikan Camel, lelaki tua yang pertama kali Jacob temui saat menumpang gerbong. Ia lumpuh permanen akibat minuman beralkohol “Jake” (Jamaica Ginger Extract, obat paten mengandung kadar alkohol tinggi)

Alur cerita novel ini selang-seling. Antara masa muda Jacob dan masa tua. Ceritanya seolah ingatan Jacob yang telah tua mengenang perjalanan hidupnya saat di Benzini Bersaudara. 

Lantas sebenarnya rahasia apa yang Jacob simpan selama tujuh puluh tahun???

Catatan tambahan dari saya. Saat Jacob yang telah berusia 90 tahun mendengar salah satu kawannya di panti jompo bercerita bahwa ia pernah bekerja memberi minum gajah.
Jacob tua berkata, “Membawa air untuk gajah. Kalian tahu sebanyak apa gajah minum?” 
Saya juga penasaran sebanyak apa gajah minum , namun sayangnya hingga akhir cerita hal tersebut tidak dibahas lagi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar