Selasa, 07 Oktober 2014

Cat Stories

Cat Stories
by. James Herriot
"Setiap kucing memiliki pesona sendiri. Keanggunan dan kecantikan bawaan mereka, serta kasih sayang mereka sebagai respons yang mendalam membuatku sangat menyayangi kucing-kucing itu" -James Herriot

Memiliki kucing adalah sebuah hiburan bagi keluarga. Melihat tingkah polah serta kenakalan mereka bagai mengawasi dan merawat anak kecil. James Herriot dalam buku Cat Storiesini bercerita tentang pengalamannya selama menjadi dokter hewan.

Dimulai dari Kisah "Alfred si Kucing Toko Permen". Alfred senang memperhatikan pengunjung toko Geoffrey Hatfild, memperhatikan dengan serius sang majikan melayani pelanggan satu-persatu, duduk di ujung meja.

Selasa, 23 September 2014

Perahu Kertas

Perahu Kertas
by. Dee
"Berputar menjadi sesuatu yang bukan kita demi menjadi diri kita lagi"

Sebenarnya ceritanya biasa aja seperti novel romance kebanyakan, nggak se-amazing Filosofi Kopi dan Madre (baru dua itu yang saya baca dan saya jatuh cinta pada keduanya), tapi tetap menunjukkan kualitas tulisan seorang Dee. Terlambat memang saya membacanya, tapi jujur saya belum pernah melihat filmnya. 

Ceritanya panjang dan semua diceritakan secara detail oleh Dee, penulis paham betul seluk beluk dunia pelukis dan advertising. Karena ceritanya yang panjang itu, saya merasakan emosi seperti rollercoaster saat membacanya. Diawal cerita lucu, sangat khas remaja awal perkuliahan (meski saya bingung, apa percakapan remaja tahun 99 seperti itu ya? bahasanya sama seperti remaja sekarang). Yang membuat saya ngakak saat Kugy pertama kali berjumpa Keenan, dalam novel Dee tuliskan"Makhluk tertampan yang pernah ia temu sejak tokoh Therrius dam komik Candy-candy", jadul banget. Pertengahan sampai akhir lebih banyak harunya, benar-cerita yang penuh gejolak kaum remaja (haduh!). Jadi teringat masa-masa kuliah. Membaca karakter Kugy, saya seperti ditonjok tepat di ulu hati. Meskipun berpenampilan berantakan tapi hidup Kugy tertata dan punya tujuan.

Senin, 08 September 2014

Padang Bulan

Padang Bulan
by. Andrea Hirata
Membaca novel-novel Andrea Hirata selalu bisa membuat saya terhanyut dan senyum-senyum sendiri. Seperti dalam Mozaik 10 –Ulang Tahun, cerita ini membuat saya geli dibuatnya saat Ikal kecil dan kawan-kawannya memperdebatkan apa ulang tahun itu. Perkara ulang tahun adalah gelap bagi mereka, anak-anak Melayu melarat yang udik di kampung paling timur di pulau terpencil Belitong itu. Maka perdebatan lucu seputar ulang tahun pun dimulai.

Karena mulutku cerewet, Syahdan menjelaskan---sambil malas-malasan---bahwa ulang tahun adalah acara untuk memperingati arwah seorang pencipta lagu. Arwah gentayangan itu---katanya acuh tak acuh---baru bisa disuruh pulang ke alam baka setelah diberi kue yang di atasnya dipasangi lilin merah dan lagi ciptaannya dinyanyikan bersama-sama. Borek, yang berotot dan selalu ngotot---meskipun selalu salah---langsung mendebat Syahdan. Katanya, ulang tahun justru acara untuk menghormati arwah pencipta kue bertingkat-tingkat dan lilin merah bernomor itu. Syahdan tersinggung.
“Dari mana kau dapat kabar bohong itu!?”
Borek tergagap-gagap, karena tadi jelas ia hanya mengarang-ngarang, namun ia tak mau kalah. Ia mencoba memojokkan Syahdan.
“Kalau begitu, mengapa hanya orang Tionghoa yang merayakan ulang tahun, kita tidak?!”
Syahdan bangkit.
“Sebab pencipta lagu itu berasal dari Taiwan!”
“Na! itu baru bohong. Dia bukan orang Taiwan, dia adalah orang Madagaskar! Kalau kau mau tahu!”

Kamis, 04 September 2014

By Their Father's Hand: Kisah Nyata Pembantaian Keluarga Wesson

By Their Father's Hand:
 Kisah Nyata Pembantaian Keluarga Wesson
Petugas kepolisian Eloy Escareno adalah orang pertama yang memasuki rumah itu. Petugas Tello mengikutinya dari belakang. "Keluarlah anak-anak, tidak apa-apa", kata Tello.

Dengan pistol yang terangkat, Escareno berjalan di lorong yang gelap, lalu perlahan mendekati pintu kamar tidur di bagian tenggara rumah. Pintu kmar itu sedikit terbuka. Dengan tangannya yang bebas, dia mendorong hingga pintu itu terbuka lebar. Kamar itu gelap gulita dan sunyi senyap. Escarano berjalan masuk. Dia menyorotkan ke seberang ruangan, tapi matanya belum terbiasa dengan gelapnya kamar dan yang dapat dilihatnya hanyalah sebentuk bayangan samar yang semakin jelas. Tiga peti mati besar bersandar di dinding. Petugas Tello masuk dan menemukan sakelar lampu di dinding, lalu menyalakan.

Escarano terhenyak dan menjatuhkan pistolnya.

Di sisi peti, tepatnya di sebelah timur laut kamar itu, mayat-mayat ditumpuk menjadi satu. Lantainya telah berkubang darah. Yang paling jelas terlihat adalah para korban dewasa; tubuh mereka menutupi mayat anak-anak...

Sabtu, 30 Agustus 2014

The Girl Who Loved Tom Gordon

Gadis Penggemar Tom Gordon
by. Stephen King
Saya akui, Stephen King memang jagonya dalam menulis cerita menegangkan. Awalnya saya bingung apa hubungannya Gadis Pecinta Tom Gordon dengan cerita seorang gadis kecil yang tersesat di hutan?

Ternyata cerita tentang gadis sembilan tahun, Patricia McFarland, ia tersesat di hutan pada saat pendakian bersama ibu dan kakaknya di Appalachian Trail kawasan Castle County. Saat itu Trisha (Patricia) yang ingin buang air kecil memisahkan diri dari ibu dan kakaknya yang asyik bertengkar mulut. Ia terlalu jauh masuk hutan -untuk sekedar buang air kecil- saat hendak kembali ke jalan setapak ia malah semakin masuk ke barat hutan (pada bagian ini saya sebal pada ibunya yang asyik berdebat dan kakak yang selalu mengeluh).

Jumat, 22 Agustus 2014

Secret Life of Bee

Rahasia Kehidupan Lebah
by. Sue Monk Kidd
Place a beehive on my grave
and let the honey soak through.
When I'm dead and gone,
that's what I want from you.
The streets of heaven are gold and sunny,
but I'll stick with my plot and a pot of honey.
Place a beehive on my grave
and let the honey soak through.

"Banyak madu dalam novel ini", begitu tanggapan awal sebelum saya membaca. Sejak bab pertama saya sulit sekali mencerna novel ini, sulit sekali membayangkan kondisi South Carolina tahun 1964. Sosok Lily Owens selalu berubah-ubah saya bayangkannya (saya memang belum nonton filmnya dan belum tahu Lily Owens diperankan oleh Dakota Fanning).

Jumat, 24 Mei 2013

The Old Man and The Sea

Lelaki tua dan laut - Ernest Hamingway
Ini benar-benar novel yang membosankan, awalnya, tapi dengan tema yang tidak biasa -kehidupan nelayan tua- saya malah enggan membaca setengah-setengah. Bagian yang benar-benar membosankan itu saat si nelayan tua melaut seorang diri selama beberapa hari. Ia berperang melawan ikan marlin raksasa tangkapannya yang sangat sulit ditarik ke permukaan, berkali-kali ikan raksasa itu memberontak. Saat dibagian ini nelayan itu sering berdialog seorang diri (saya jadi teringat film Cast Way-nya Tom Hank). Setelah hari ke tiga akhirnya ikan raksasa itu menyerah juga, ia pun naik ke permukaan. Yang jadi masalah selanjutnya: bagaimana cara mengangkut ikan raksasa itu ke dalam perahunya? 

Dan bagian yang menegangkan ketika nelayan tua itu hendak kembali ke daratan. Ia berkali-kali berperang melawan ikan-ikan hiu yang memburu hasil tangkapannya. Bagian ini benar-benar mebuat saya tegang, ingin menutup buku ini karena nggak sanggup membayangkannya tapi juga dihadang rasa penasaran: Apa nelayan tua itu berhasil kembali ke daratan dengan selamat? Apa ikan hasil tangkapannya bisa utuh hingga di daratan? Yang pasti saya mendapat pesan moral dari cerita ini. Seperti yang tertulis di sampulnya: "manusia bisa dihancurkan, tapi tidak bisa dikalahkan"

Ah iya, saya juga suka lihat foto-foto di halaman belakangnnya. Salah satunya foto Ernest Hemingway bersama ikan Merlin tangkapannya b^_^d

Rabu, 15 Mei 2013

Water for Elephants

Water for Elephants - Sara Gruen
Dengan tema yang tidak biasa, Water for Elephant mampu memikat saya. Baru kali ini saya membaca novel dengan tema sirkus, sudah lama saya penasaran dengan kehidupan dunia sirkus (cerita seputar dunia sirkus yang tidak dikisahkan sebagai cerita fantasi, tentunya). 

Halaman pembuka novel ini dimulai dengan Prolog. Pada bagian prolog ini bercerita awal mula kekacauan di Benzini Bersaudara, ketika binatang-binatang lepas kendali. Ada salah satu paragraf yang membuat saya penasaran pada novel ini:

Rabu, 08 Mei 2013

Coraline

Coraline  -  Neil Gaiman


"Fairy tales are more than true; not because they tell us that dragons exist, but because they tell us that dragons can be beaten".-G.K. Chesterton.


Saya tahu novel ini setelah menonton filmnya beberapa tahun lalu. Saat cari di Goodreads seperti apa cover novelnya, saya baru 'ngeh' kalau ini novel yang sempat saya incar-ingin-beli sekitar tahun 2004an. Dulu nebak-nebak saat melihat covernya, "pasti ini cerita horor", ternyata saya benar. Setelah membandingkan ternyata lebih seram novelnya daripada filmnya. Ada lagi yang membuat novel ini lebih seram daripada filmnya. Dalam novel ini Coraline seorang diri melawan "Another Mother", sementara di filmnya ia punya seorang teman cowok yang membantu.

Diceritakan Coraline Jones baru pindah disebuah Rumah Tua yang sangat besar, saking besarnya flat di atas lantai yang ditempati keluarga Coraline tinggal seorang lelaki tua dan di flat di lantai dasar di bawah keluarga Coraline tinggal dua wanita tua gemuk, Miss Spink dan Miss Forcible. 

Coraline melewatkan dua minggu pertamanya di rumah baru itu dengan menylidiki kebun dan tempat-tempat sekitarnya. Coraline selalu pergi keluar setiap hari, sampai suatu hari turun hujan dan Coraline diam di rumah saja. Kedua orang tua Coraline bekerja melakukan kegiatan di komputer dan mempunyi ruang kerja sendiri-sendiri. Mereka terlalu sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

Hari itu ayah Coraline ada di rumah. Ia minta izin keluar untuk melanjutkan penyelidikannya, namun ortunya menolak. Ayahnya menyarankan agar Coraline melanjutkan penyelidikannya di dalam flat. Ayahnya memberi kertas dan pen, "Hitung berapa jumlah pintu dan jendela di rumah ini. Tuliskan apa-apa saja yang berwarna biru. Buat ekspedisi untuk menyelidiki tangki air panas dan jangan ganggu aku supaya aku bisa bekerja".

Selama penyelidikan rumah tua itu, Coraline menemukan pintu besar, cokelat, berukir di sudut ujung ruang duduk -terkunci. Ia bertanya pada ibunya pintu itu menuju kemana, ibunya menjawab tidak kemana-mana. Coraline penasaran dan meminta ibunya membuka, setelah pintu itu dibuka menggunakan salah satu kunci paling besar, paling hitam, dan paling karatan pintu itu tidak menuju kemana-mana hanya tembok bata yang ada di baliknya.

Suatu hari saat kedua orang tuanya tak ada dirumah, karena bosan Coraline si anak-ingin-tahu-yang-tak-bisa-diam ini iseng-iseng membuka kembali pintu tak kemana-mana di ruang duduk. Namun kali inidi balik pintu tampak lorong gelap, batu batanya tak ada lagi, seolah-olah memang tak pernah ada. Setelah ia melewatinya di balik lorong itu terdapat ruang yang sama persis dengan ruang duduk flatnya.

Disana ada seorang wanita agak mirip ibunya. Hanya saja kulitnya putih seperti kertas, dia lebih jangkung dan lebih kurus, jemarinya terlalu panjang dan tidak henti-hentinya bergerak dan kuku jemarinya yang merah gelap tampak melengkung tajam, kedua matanya berupa sepasang kancing besar dan hitam!

Kamis, 28 Maret 2013

Chairul Tanjung si Anak Singkong

Chairul Tanjung Si Anak Singkong-
Tjahja Gunawan Diredja
**Spoiler Alert** Buku "Chairul Tanjung si Anak Singkong" ini bukan hanya cerita perjalan hidup pak CT dalam merintis usaha mulai nol hingga sukses. Buku biografi ini isinya lengkap mulai cita-cita dan impian beliau yang belum tercapai -yang mana Impian itu bukan untuk beliau pribadi tapi untuk Indonesia. Bagi saya pribadi, ini Sebuah motivasi dan cambuk dari pak CT untuk generasi muda Indonesia.

Dalam review ini, banyak sekali yang ingin saya rangkum setelah membacanya. Maaf jika rangkuman saya ini panjang.