Jumat, 28 Agustus 2009

Andy's Corner: Kumpulan Curahan Hati Andy F. Noya

Andy's Corner
by. Andy F. Noya
Sebuah buku kecil yang penuh dengan inspirasi dan motivasi dari curahan hati seorang Andy F. Noya. 
Bagian yang paling saya suka pada bab Buku (h. 27). Berikut saya kutip sekelumit curahan hati Andy F. Noya pada paragraf pertama dan akhir.
Saat menulis Andy's Corner ini, saya sedang berada di sebuah kafe di sudut toko buku Borders Sidney Australia. Kafe yang tidak begitu luas itu terasa hangat dan menyenangkan. Pengunjung ada yang sibuk ngobrol, tapi lebih banyak yang asyik membaca. Saya betul-betul menikmati "oase", ditengah hiruk pikuk kota Sidney, sore itu.

Karena itu, gairah saya meledak-ledak . Melihat orang-orang yang sedang asyik membaca membuat semangat saya kembali menyala-nyala. Suatu hari nanti, saya bermimpi, di setiap sudut kota, di setiap desa, di setiap kampung di Indonesia, saya melihat orang-orang yang sedang asyik membaca. Tidak peduli tua atau muda. Tidak peduli kaya atau miskin. Mereka membaca

Saya berharap budaya membaca semakin meningkat di Indonesia. Semoga!

Rabu, 19 Agustus 2009

Jodoh Terakhir

Jodoh Terakhir
by. Netty Virgiantini
Saya kaget ketika ke toko buku mengetahui Jodoh Terakhirdinovelkan. Saya baca novel ini saat terbit sebagai Cerita Bersambung di tabloid Nyata. Saat itu cerita ini jadi salah satu pemenang di sayembara cerbung Nyata. Saya mengikuti ceritanya dari awal hingga akhir (bahkan saya kliping -tapi lupa taruh dimana, duh!)

Ceritanya simpel banget dan mudah ketebak kalo endingnya bakal nikah sama siapa (saya merasa kok novel ini seperti curhatan si penulis ya, hehehe). Inti Ceritanya ada seorang perempuan yang diburu-buru nikah oleh kedua orang tuanya karena sudah cukup umur. Dari situlah konflik batin terjadi.

Antara suka nggak suka dengan novel ini (anehnya dulu sampai dikliping segala :p). Tapi paling tidak ada pelajaran yang dipetik, jangan sampailah menemukan jodoh di usia kepala empat. Oiya, dulu dalam cerbung yang saya baca, Neyna mempunyai persewaan buku -nggak tahu apa dalam novel ini juga demikian. Unik juga pekerjaan yang penulis angkat, disaat novel-novel lain bercerita tentang pekerjaan pemilik resto atau cafe, dalam cerita ini karakter utamanya mengelola taman bacaan :)

Kamis, 16 Juli 2009

The Girl Who Loved Tom Gordon

The Girl Who Loved Tom Gordon
by. Stephen King
Saya akui, Stephen King memang jagonya dalam menulis cerita menegangkan. Awalnya saya bingung apa hubungannya Gadis Pecinta Tom Gordon dengan cerita seorang gadis kecil yang tersesat di hutan?

Ternyata cerita tentang gadis sembilan tahun, Patricia McFarland, ia tersesat di hutan pada saat pendakian bersama ibu dan kakaknya di Appalachian Trail kawasan Castle County. Saat itu Trisha (Patricia) yang ingin buang air kecil memisahkan diri dari ibu dan kakaknya yang asyik bertengkar mulut. Ia terlalu jauh masuk hutan -untuk sekedar buang air kecil- saat hendak kembali ke jalan setapak ia malah semakin masuk ke barat hutan (pada bagian ini saya sebal pada ibunya yang asyik berdebat dan kakak yang selalu mengeluh).

Pengalaman Trisha selama tersesat menegangkan dan alurnya lambat sekali, membuat saya gemas dan penasaran! Selama tersesat sepuluh hari itu Trisha berkhayal ditemani dengan Tom Gordon (atlet softball favoritnya dari tim Red Sox).

Pada akhir buku, King menuliskan bahwa "Tom Gordon yang sebenarnya memang ada, memang benar-benar melempar bola dalam peranan sebagai penutup pertandingan untuk Boston Red Sox, tapi Gordon dalam kisah ini hanya fiktif. Dalam salah satu hal Gordon yang sebenarnya dan Gordon versi Trisha memiliki persamaan: Keduanya menunjuk ke langit setelah berhasil mendapatkan savedi akhir pertandingan.

Tanaman yang dimakan Trisha untuk bertahan hidup bisa ditemukan di hutan sebelah utara New England di akhir musim semi; seandainya ia bukan gadis kota, ia mungkin menemukan lebih banyak lagi persediaan makanan -lebih banyak kacang-kacangan, akar-akaran, bahkan cattail.
Hutannya sendiri memang nyata. Seandainya kau sempat mengunjunginya dalam liburan, bawa kompas, bawa peta yang bagus... dan cobalah untuk tetap berada di jalan setapak
."

Selasa, 23 Juni 2009

Atap

"Clouds beyond clouds above me.
Winds beyond winds below.
Nothing near can blow me, if I choose to fly and go"

Seri ke tiga dalam trilogi Jendela-Pintu-Atap. Dalam novel ini June dan Bowo (kakak june) saling curhat. Jika di Jendela-jendela pemeran utamanya June dan Pintu pemeran utamanya Bowo, maka dalam novel ke tiga ini keduanya.

Dalam novel Atap ini, nuansa kejawen dan hal-hal mistis sangat terasa. Terutama pada Bowo. Bowo yang dapat melihat aura manusia (karena ditunjang ikut latihan Perana dan Reiki, sebuah ilmu tenaga dalam), saat di Houston Texas tanpa sengaja berjumpa dengan Menewa seorang keturunan suku Apache yang sedang mendongeng di sebuah taman-Hermann Park. Menewa memberi Bowo sebuah Tomahawk milik leluhurnya, Geronimo, yang mengamanatkan bahwa Tomahawk tersebut diberikan kepada orang asia yang berusaha menelaah Menewa. Saya suka bagian ini, Fira Basuki mendongeng tentang suku Apache (kebetulan saya penasaran dengan hal-hal yang berbau suku Indian. h-48). Dengan mata ketiga nya pula, Bowo memiliki kawan "dunia lain", si Jeliteng (terus terang saya malas baca bagian ini).

Novel Atap juga membahas tentang filosofis arsitektur Jawa dan Fengshui China (ini salah satu alasan kenapa saya membeli novel ini pas jaman kuliah, karena nyambung dengan kuliah saya). Dalam novel ini juga banyak membahas bisnis yang kala itu otak saya belum nyambung perihal ekonomi-bisnis.

Karakter June yang tidak tegas masih tetap di novel ini. June memang jenis orang yang suka cari masalah, menurut saya. Disaat rumah tangganya dengan Jigme adem-ayem, ia malah mendapat kartu hijau berlibur seorang diri ke Kansas, tempat masa lalu ia kuliah. Di negeri paman Sam itu setan-setan menggoda June, mulai dari Alice (orang tua angkat June saat studi) menyarankan: "follow the yellow brick road" (mean: follow your heart -the wizard of oz), sementara West (pemilik kedai) menyarankan berjumpa dengan Aji Saka, "When a man loves women, he would wait". Maka June pun mencari Aji Saka melalui google.

Dalam novel Atap ini, masalah-masalah kompleks dalam keluarga June-Bowo digeber tuntas. Mulai dari perselingkuhan June dengan Aji Saka, Pertemuan terakhir dengan Dean Sahi yang terputus akibat ulah June berselingkuh dengan sahabat suaminya itu, Keputusan Bowo beristri dua, sampai kegalauan ibu June-Bowo yang gemar keluar masuk kamar operasi untuk mengencangkan bagian tubuh "kendor" saking takutnya sang suami berselingkuh.

Akhir dari trilogi ini, semuanya kembali ke jati diri masing-masing, ke rumah masing-masing.
"Home, itu dimana kamu merasa paling aman dan nyaman apapun yang terjadi.
Home, dimana kamu mendapat ketenangan jiwa. Terkadang tidak harus bersama orang yang kita cintai. Terkadang hanya diri kita sendiri dan perasaan tenang"

Seperti kata L. Frank Baum dalam the Wizard of Oz, "No Place Like Home".

Senin, 20 April 2009

Twilight (Twilight Saga #1)

Twilight
by. Stephenie Meyer
Ternyata tidak sebagus yang saya bayangkan (awalnya saya pikir se-seru Novel Harry Potter). Penggalian info tentang Vampire terlalu dangkal, hanya berpusat pada daya khayal pengarang. Alur ceritanya lambat, bertele-tele, dan sering mengulang kata (Mungkin ini pengaruh juga dari sang penerjemah yang kurang pandai mengolah kata).

Inti cerita hanya berpusat pada Edward Cullen “Sang vampire” yang selalu digambarkan berwajah Sempurna (padahal pemeran dalam movie tak sesempurna itu kan?). Dan percakapan dari hati ke hati antara Edward Cullen dan Issabella Swan -monoton- seputar itu-itu saja. Pada kisah (seharusnya) SERU, pertarungan antara Edward vs James (vampire yang tergiur oleh aroma Issabella dan memburunya). Tidak digambarkan dengan gamblang, terpotong begitu saja ketika Issabella pingsan (Ught! Padahal saya penasaran bagaimana perkelahian vampire terjadi).

Inti novel ini hanya ingin menonjolkan kisah Romantis antara Edward dan Bella. Tapi penggalian kisah romantisnya masih sangat kurang jika dibanding Novel Romantis luar lainnya.

Sabtu, 18 April 2009

The Naked Traveler

The Naked Traveler
by. Trinity
Buku ini berisi catatan seorang backpacker wanita Indonesia keliling dunia. Isinya bukan perjalanan melulu / kumpulan foto / budget untuk traveling (seperti blog traveling orang Indonesia kebanyakan). Tapi lebih pada cerita pengalaman seru dan tips traveling sang penulis. Lucu-lucu judul ceritanya (Kumbang, Pantat dan Kentut; Hotel Kelebihan Bintang; Sandal Jepit Pejabat) – Judul judul lucu begini mengingatkan pada Novel Lupus yang sering saya baca saat SD dan SMP.

Atau halaman favorit saya “Pulau Indah Terjajah” (Pernah dengar pulau Cubadak? Terletak di Sumatera Barat, perjalanan dari Padang dapat ditempuh 2,5 Jam naik mobil ke arah selatan & 10 menit naik speedboat. Atau Pulau Gangga? Terletak di Sulawesi Utara 2 Jam naik mobil dari Manado & sejam naik speedboat. Atau Pulau Manyawakan? Salah satu pulau di kepulauan Karimunjawa; Pulau Moyo di Sumbawa; Pulau Wainaratua di Kalimantan Timur; Raja Ampat di papua – yang sayangnya – pulau pulau tersebut dimiliki / dikelola oleh orang asing…

Kamis, 26 Maret 2009

Jendela-Jendela

jen.de.la / jendela / n 1 Lubang yang dapat diberi tutup, umumnya berbentuk segi empat, dan berfungsi sebagai tempat keluar masuk udara; tingkap; 2 Lubang angin. (KBBI)

Novel Jendela-jendela ini merupakan bagian pertama dari trilogi "Jendela-Jendela", "Pintu", dan "Atap". Bercerita tentang pasangan muda beda kewarganegaraan yang tinggal di Singapura, mereka adalah Jigme dan June. June adalah wanita Indonesia yang menikah dengan pria Tibet. Hubungan mereka terjalin semenjak June memutuskan transfer sekolah dari Pittsburg ke Wichita State University usai ia mengakhiri hubungan cintanya dengan Aji Saka. June yang biasa hidup serba kecukupan, setelah menikah mengikuti sang suami yang bekerja di Singapura dan hidup prihatin disebuah rumah susun kumuh.

Sebenarnya saya penasaran membaca novel-novel Fira Basuki setelah ngobrol dengan seorang kawan yang pengagum berat novelis satu ini, jadi Jendela-jendela merupakan yang pertama saya baca. 
Awalnya saya suka dengan gaya bahasa penulisnya, tapi lama-lama saya jadi sebal dan gemas pada karakter June yang tidak tegas. Disaat ekonomi keluarga pasangan muda ini mulai meningkat (Bisa tinggal di apartemen layak dan June mendapat pekerjaan), June malah tergiur pada pesona Dean yang tak lain adalah sahabat sang suami. Setelah Dean dengan santai meninggalkanya bagai pel kotor, barulah June berterus terang pada Jigme. Saya rasa betapa bodohnya seorang June yang memiliki suami begitu sabar dan setia, terpesona pada lelaki macam Dean.

Setting cerita terjadi pada saat awal krisi moneter. Di novel ini sedikit banyak Fira Basuki bercerita tentang gonjang-ganjing perekonomian Indonesia yang berdampak terhadap Singapura.
Ada bagian cerita yang saya rasa dipaksakan yaitu "Si Pengagum Rahasia" June yang sering mengirim email kepadanya. Membuat saya terfokus penasaran kira-kira siapa gerangan? Aji Saka, Didit (mantan pacar june saat SMU), atau Dean? 

Novel ini sangat ringan dan mengalir, enak sebagai selingan bacaan santai. Satu lagi, dalam novel ini menyebut-nyebut The Wizard of Oz dan The Phantom of the Opera (sewaktu pertamakali baca, saya belum familiar dengan keduanya dan membuat saya penasaran berat, hehe)

(16 Juli 2005)

Senin, 09 Februari 2009

A Walk to Remember: Kan Kukenang Selalu

a Walk to Remember
by. Nicholas Sparks
novel yang satu ini entah kenapa sungguh saya suka sekali!!

Saya membaca novel ini jauh sesudah saya menonton filmnya. Ternyata ada beberapa bagian dalam novel dan film yang tidak sama.

1- Pekerjaan Ayah London
Dalam film, seingat saya pekerjaan ayah London adalah dokter spesialis (dalam film, London berkendara mendatangi ayahnya untuk minta bantuan pengobatan Jamie. Mungkin untuk terlihat lebih mendramatisir di filmnya). 
Sedangkan dalam novel pekerjaan ayah London sebagai anggota kongres.

2- Ortu London
Dalam film, kedua orang tua London sudah bercerai, ia tinggal bersama ibunya sementara ayahnya telah menikah lagi dan tinggal jauh di luar kota. 
Sedangkan dalam novel diceritakan ayah-ibu London tidak becerai hanya ayahnya sering pergi jauh dalam jangka waktu lama tanpa ditemani ibunya.

3- Teropong Bintang
Dalam novel tidak ada cerita London membuat teropong bintang untuk Jamie, tapi dalam filmnya adegan membuat teropong bintang dan melihat berduaan di kuburan terlihat romantis sekali ya.

4- Alur Cerita
Dalam adegan film dibuka dengan kenakalan London yang akhirnya berbuah skorsing dari pihak sekolah, adegan penutup London di usia satu / dua tahun kemudian
Dalam novel diceritakan flashback. London Carter yang berusia 57 tahun flashback mengenang saat-saat indah bersma Jamie, lalu ending cerita kembali ke London Carter saat berusia 57 tahun.

5- Miracle
Dalam film, Jamie bercerita pada London ingin melihat keajaiban dalam hidupnya. Setelah ia meninggal, London berkunjung pada mertuanya mengembalikan alkitab dan memohon maaf hingga akhir hayat Jamie belum mewujudkan impian putrinya melihat keajaiban. Lalu mertuanya berkata, "Kau sudah mewujudkannya, kaulah keajaiban itu"
Sementara dalam novel tidak ada kata-kata itu.

Love is Like the Wind, You can't see it but you can feel it  
 (kata-kata ini menjadi penutup dalam film, tapi tidak ada dalam novel -apa mungkin karena saya membaca novel terjemahan ya??) 
(30 Maret 2005) 

Senin, 05 Januari 2009

Bra Tiup (Mates, Dates And Inflatable Bras)

Bra Tiup (Mates, Dates And Inflatable Bras)
by. Cathy Hopkins
"Bibit hari ini akan menjadi buah esokPikiran hari ini akan menjadi tindakan dihari esok"
Novel teenlit satu ini isinya tidak seperti novel remaja kebanyakan. Banyak sekali pesan moral yang disampaikan seputar keluarga, perahabatan remaja, dan kegalauan remaja dalam masa transisi pencarian jati diri.

Saya sangat suka motto keluarga Lucy Lovering (tokoh utama), "Meskipun tidak punya cukup uang untuk mengecat dinding dapur rumah mereka, tapi sepertinya mereka (kedua orang tua Lucy) tidak keberatan memberi makan seisi kompleks. Cinta, Kedamaian, dan Setangkap roti organik. Begitulah mereka hidup. Bagilah apa yang kau miliki. Dunia ini satu keluarga besar"

(12 Maret 2004)

Kamis, 01 Januari 2009

Why Not Remaja Doyan Filsafat

"Why Not Remaja Doyan Filsafat"
by.  Ekky Imanjaya Malaky
 Buku mungil ini isinya berbobot -meskipun gado-gado dan isinya loncat-loncat acakadut. Membahas tentang Generasi X yang kehilangan jati diri. Dimulai dari membahas budaya pop; sastra dan buku; sampai film dan musik dari kacamata islam. Tidak ada hal yang mendekte dalam buku ini, cenderung pada riset sederhana dan curhat sang penulis yang miris terhadap generasi X (gen X). 

Banyak hal yang tidak saya ketahui mulanya, baru tahu setelah baca buku ini. Misalnya:
  • Bahasa prokem pada mulanya adalah bahasa sandi yang dipakai penjahat untuk berkomunikasi agar tidak diketahui pihak yang berwajib di tahun 60'an
  • Marxisme berawal dari ajarn Karl Marx. Dalam arti sempit, Maxisme ini sering diartikan sebagai kritik tajam terhadap kapitalisme. Sejarah manusia merupakan sejrah perjuangan kelas, dan negara hanya merupakan alat yang digunakan kelas yang berkuasa untuk menindak para penentangnya
  • Neoplatonisme, suatu filsafat yang bertolak dengan karya plato (murid socrates) yang terkenal dengan prinsip kesatuan dan emansipasi (rangkaian). Menurut pandangan mereka, realitas merupakan rangkaian / deretan bertingkat-tingkat mulai dari yang ilahi sampai dengan yang material. Dan manusia di dalamnya memiliki suatu bagian ilahi yang menginginkan persatuan dengan sang sumber kekal itu
  • ada juga istilah asing bagi saya, 'Zaman Imagologi'. Yaitu sebuah istilah Milan Kundera yang dipopulerkan Gunawan Mohamad 
Kita terpesona oleh hal-hal artifisial. Kita tersihir oleh simbol-simbol modern. disadari atau tidak, kulit-kulit luar kebudayaan itulah yang kita jadinya gaya hidup, bukan substansinya. Inti dan filosofi dari kebudayaan mereka kurang terserap
Nah kalau Generasi X itu kasarnya generasi tanpa identitas dan jati diri. Generasi yang kebingungan mencari pegangan karena panutan sudah amat langka (Gen X dan GEn Y juga dibahas dalam buku ekonomi-marketing, digunakan sebagai segmentasi pangsa pasar -sayng ketika tugas akhir saya lupa Gen X dan Gen Y ada pembahasannya dalam buku ini, meskipun hanya sedikit).

Walaupun berbobot tak perlu pusing baca buku ini karena dilengkapi dengan gambar-gambar komik yang cukup menghibur. Selain itu dalam setiap halaman jika terdapat kata-kata asing, penulis sudah membuatkan kotak kecil dengan judul "kota kata" dan bila ada quote dari penulis diberi bubble-bubble ke arah gambar 'thinker'.

Quote penulis: "Sastra islam bagi saya begitu abstrak. Sedangkan sastra islami adalah setiap karya sastra yang mengandung nilai-nilai keislaman walaupun bukan dari seorang muslim" 
Kesimpulannya, penulis mengajak remaja untuk kembali ke jati diri paling tidak mencari jati diri melalui berfilsafat. Filsafat adalah upaya manusia dan keseluruhan lingkungan untuk memperoleh jawaban dengan metode radikal, integral, kritis, reflektif, sistematis. Pengaruh filsafat begitu besar sehingga turut menyumbangkan banyak manfaat untuk perkembangan peradaban barat modern, khususnya dalam menjembatani barat modern dengan filsafat Yunani kuno.